Seiring dengan berbagai perkembangan kemajuan dari industri-industri pangan saat, biasanya akan banyak ditemui berbagai masalah yang berhubungan dengan “food borne illness (penyakit bawaan makanan)” atau penyakit yang telah banyak terjadi dan disebabkan karena dari makanan.

Baru-baru ini kita seringkali dikejutkan dengan adanya berabgai fakta yang telah ditemukannya makanan dengan mengandung susu beracun. Sebelum itu, kita juga pernah dikejutkan dengan adanya penolakan dari Negara China terhadap produk-produk ikan dari Indonesia karena dianggap tidak memenuhi standar keamanan pangan Internasional. Kejadian-kejadian seperti itulah yang mengindikasikan butuhnya perusahaan untuk memiliki standar manajemen keamanan pangan yang lebih efektif.

Pada Negara-negara di Eropa dan di Amerika, permasalahan seperti ini telah berhasil diantisipasi dengan menerbitkan suatu metode untuk melakukan risk analysis/analisis resiko terhadap adanya kemungkinan bahaya yang bisa saja disebabkan oleh makanan dalam proses penyediaannya. Metode tersebut disebut dengan nama HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Points) dan pada setiap organisasi yang telah menjual produknya di Negara-negara Eropa dan Amerika, mereka wajib untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Namun pada kenyataannya, metode seperti ini hanya sekedar berfungsi untuk risk analysis saja. Sedangkan kebutuhan akan dunia industri pada umumnya dan khususnya lagi adalah industri makanan adalah tentang bagaimana caranya untuk meningkatkan produktivitas dari kinerja organisasi sehingga akan dapat meningkatkan profit margin dan tingkat efisiensi dari organisasi internal perusahaan.

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) telah menjamin dari segi keamanannya sedangkan ISO 9001 memang lebih berfokus dalam menjamin kualitas dari produk. Dengan mengaplikasikan HACCP dengan ISO 9001 quality management system yang menghasilkan sistem yang lebih efektif daripada hanya dengan menggunakan HACCP saja atau ISO 9001 secara sendiri-sendiri. Hal seperti ini juga memang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dari konsumen dan untuk memperbaiki keefektifan dalam pengorganisasiannya.

Berdasarkan adanya berbagai kebutuhan seperti ini, dunia Internasional sudah sepakat untuk menerbitkan satu lagi sistem baru. Dan ISO 22000 adalah pembaharuan dari standar ISO 9000 : 9001 dan sudah mengkombinasikan antara standar ISO 9000 : 9001 dengan konsep HACCP ke dalam satu standar saja.

DEFINISI ISO 22000

ISO 22000 adalah suatu standar internasional yang telah menggabungkan dan melengkapi elemen utama ISO 9001 dan HACCP dalam hal penyediaan suatu kerangka kerja yang lebih efektif untuk pengembangan, penerapan, dan peningkatan berkesinambungan dari Sistem Manajemen Keamanan Pangan (SMKP).

ISO 22000 akan menjaga keselarasan dengan sistem manajemen lainnya, misalnya saja ISO 9001 dan ISO 14001, untuk dapat memastikan keefektifan integrasi sistem-sistem tersebut. ISO 22000 merupakan standar internasional yang telah menggambarkan kebutuhan dari suatu sistem manajemen keamanan pangan yang sudah mencakup semua organisasi dalam satu rantai makanan dari panen sampai sudah menjadi produk. Unsur-unsur kunci yang akan menentukan keamanan pangan sepanjang rantai makanan, meliputi:

• Komunikasi interaktif.
• Sistem manajemen pangan.
• Pengendalian dari bahaya keamanan pangan kepada arah persyaratan penuh dari program dan perencanaan HACCP.
• Peningkatan yang lebih berkelanjutan dan pembaharuan dari sistem manajemen keamanan pangan.

TUJUAN ISO 22000

Tujuannya utama dari penggunaan standar ISO 22000 adalah untuk menyediakan satu satandar yang lebih dikenal secara internasional untuk sistem manajemen keselamatan pangan yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk organisasi perusahaan pada sektor produksi produk-produk pangan.

Semoga artikel diatas membantu para pembaca, apabila pembaca membutuhkan pendampingan dalam mendapatkan sertifikasi ISO keamanan pangan, kami siap membantu. Silahkan kontak kami di groedu@gmail.com atau kontak ke 0818521172 atau 081-252-98-2900. (Frans M. Royan)