Cito Mall, Jl. A. Yani 288, Lantai UG Blok US 23, No. 3 & 5, Surabaya
081-252982900
groedu@gmail.com

PENGEMBANGAN BISNIS & STRUKTUR MODAL, CALL 081-252982900

The Best consultant business in Surabaya

PENGEMBANGAN BISNIS & STRUKTUR MODAL, CALL 081-252982900

STRUKTUR MODAL DAN CARA UNTUK MENERAPKANNYA DALAM BERBAGAI KEGIATAN BISNIS ANDA

Pada sebuah bisnis, struktur modal sebenarnya berupa pembagian proporsi keuangan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang, serta ditambah lagi dengan modal sendiri untuk menjalankan berbagai aktivitas perusahaan. Struktur modal sendiri menjadi permasalahan yang sangat penting bagi perusahaan, karena dari baik buruknya sebuah struktur modal akan sangat ber-efek langsung terhadap posisi finansial dari bisnis. Terdapat beberapa macam teori yang menyangkut permasalahan dari struktur permodalan dari bisnis ini, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

• Teori Pendekatan Tradisional.

Pendekatan tradisional lebih memandang struktur modal dari sisi yang lebih optimal. Itu artinya adalah struktur modal memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap nilai perusahaan, di mana struktur modal itu sendiri masih dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang jauh lebih optimal.

• Teori Pendekatan Modigliani & Miller.

1. Teori MM yang tanpa adanya Pajak.

Teori yang menjelaskan tentang struktur permodalan modern yang pertama ini adalah berupa teori Modigliani dan Miller (teori MM). Mereka berpendapat bahwa untuk struktur modal yang tidak relevan atau sama sekali tidak mempengaruhi nilai dari perusahaan. MM sendiri telah mengajukan beberapa asumsi untuk bisa membangun teori mereka (Brigham dan Houston, 2001, p.31), yaitu:

• Sama sekali tidak terdapat agency cost.
• Tidak pernah ada pajak.
• Para investor masih dapat berhutang dengan adanya tingkat suku bunga yang sepertinya sama dengan perusahaan.
• Para investor memiliki informasi yang sama seperti halnya manajemen tentang bagaimana prospek perusahaan di masa yang akan datang.
• Tidak ada biaya kebangkrutan.
• Earning Before Interest and Taxes (EBIT) yang tidak dipengaruhi oleh penggunaan dari hutang.
• Para investor merupakan price-takers.
• Jika suatu saat terjadi kebangkrutan, maka asset akan dapat dijual pada harga pasar (market value).

2. Teori MM dengan menggunakan Pajak.

Teori MM yang tanpa menggunakan pajak akan dianggap tidak terlalu realistis dan kemudian MM akan memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak yang sudah dibayarkan kepada pihak pemerintah yang memang berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang yang bisa digunakan untuk menghemat pajak perusahaan, karena bunga yang bisa digunakan sebagai pengurang dari pajak.

• Teori Trade-Off dalam Struktur Modal.

Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang lebih optimal akan memasukkan beberapa faktor, yaitu: pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress), namun masih tetap mempertahankan asumsi tentang efisiensi pasar dan symmetric information sebagai sebuah pertimbangan dan manfaat penggunaan hutang.

• Teori Pecking Order.

Penggunaan teori dari pecking order ini menjelaskan tentang mengapa perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang jauh lebih tinggi malah justru akan memiliki tingkat hutang yang jauh lebih kecil. Secara lebih spesifik lagi, perusahaan memiliki urut-urutan preferensinya masing-masing dalam penggunaan dana. Skenario dari penggunaan urutan pada teori pecking order ini adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Perusahaan lebih memilih pandangan internal.
2. Perusahaan akan menghitung target rasio pembayaran yang lebih didasarkan pada perkiraan kesempatan investasinya.
3. Karena kebijakan deviden yang lebih konstan, kemudian digabungkan dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang sama sekali tidak bisa diprediksi, akan semakin menyebabkan aliran kas yang sudah diterima oleh perusahaan akan menjadi semakin lebih besar apabila dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu dan akan menjadi semakin lebih kecil lagi.
4. Jika pandangan secara eksternal diperlukan, maka perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulainya dengan hutang terlebih dahulu, kemudian dengan surat berharga campuran, seperti: obligasi konvertibel, dan selanjutnya saham sebagai pilihan yang terakhir.

Namun, pada kenyataannya, terdapat perusahaan-perusahaan yang dalam menggunakan dana tersebut lebih banyak untuk berbagai kebutuhan investasinya yang tidak sesuai seperti skenario dari urutan (hirarki) yang sudah disebutkan dalam pecking order theory tersebut.

• Teori Asimetri Informasi dan Signaling.

Teori ini menyatakan bahwa dalam pihak-pihak yang saling berkaitan dengan perusahaan sama sekali tidak memiliki informasi yang sama tentang sebuah prospek dan resiko dari perusahaan. Pihak tertentu memiliki informasi yang bisa lebih daripada pihak-pihak lainnya. Teori seperti ini terdiri dari:

1. Myers dan Majluf.

Berdasarkan teori ini terdapat asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar. Manajer yang memiliki informasi lebih lengkap tentang bagaimana kondisi perusahaan apabila dibandingkan dengan pihak luar.

2. Signaling.

Mengembangkan model di mana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan sebuah sinyal yang akan disampaikan oleh para manajer kepada pasar. Jika manajer memang memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan menjadi lebih baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut bisa semakin lebih meningkat, maka para manajer akan langsung mengkomunikasikan hal tersebut terhadap pihak investor. Manajer bisa menggunakan hutang yang lebih banyak sebagai suatu sinyal yang lebih kredibel.

Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai sebuah perusahaan yang merasa sangat yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor juga diharapkan akan menangkap sinyal tersebut dengan sebuah pemahaman bahwa perusahaan memiliki prospek yang lebih baik.

• Teori Keagenan (Agency Approach).

Berdasarkan pendekatan ini, maka struktur modal yang sudah disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai macam kelompok kepentingan. Konflik diantara sesama pemegang saham dengan manajer merupakan konsep free cash flow. Terdapat kecenderungan dari manajer yang ingin menahan sumber dayanya, sehingga akan mampu memiliki kontrol penuh atas berbagai sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai suatu cara untuk mengurangi terjadinya konflik dari keagenan free cash flow. Jika perusahaan yang menggunakan hutang, maka manajer akan menjadi semakin dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan untuk membayar bunga hutangnya.

Untuk melakukan perhitungan yang benar tentang struktur modal, maka perusahaan harus menggunakan software akuntansi online. Yang akan mampu dalam merangkum semua pencatatan keuangan perusahaannya ke dalam sistem akuntansi yang bisa digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan kapan dan di mana saja. Dengan menggunakan teknologi yang sudah berbasis cloud dan sistem keamanan yang sudah tersertifikasi, software akuntansi online akan mampu menjaga data-data keuangan Anda agar bisa tetap aman tanpa harus takut untuk kehilangannya. Nah, itulah sedikit penjelasanseputar beberapa teori tentang struktur modal dan bagaimana cara untuk menerapkannya dalam berbagai macam kegiatan dari bisnis Anda. Terimakasih dan semoga bisa bermanfaat dalam menambah wawasan Anda sekalian, salam sukses.

Apabila bapak ibu mitra bisnis sedang akan mengembangkan usaha dan membutuhkan pendampingan dalam membuat desain manajemen, mulai konsep bisnis, struktur organisasi, Job des dan job spesifikasi, SOP finance & accounting, SOP gudang dan logistik, SOP Marketing + penyusunan Time marketing, SOP produksi, dan sofTware pendukung accounting dan pay roll, serta penyusunan Feasible study dan struktur modal silahkan hubungi groedu@gmail.com atau kontak 081-252982900. Kami siap membantu.