Memahami bagaimana orang berpikir dan mengapa mereka berpikir apa yang mereka pikirkan adalah rahasia sebenarnya di balik bisnis yang telah menjadi sukses. Dalam artikel ini, akan kami coba untuk menjelaskannya.
Apa gunanya memiliki produk atau layanan hebat jika orang tidak mengetahuinya? Mari kita membingkai ulang pertanyaan – Bisakah Anda benar-benar membuat produk atau layanan yang efektif jika Anda tidak tahu apa yang diinginkan orang? Sangat penting bagi pemasar atau bisnis untuk memahami apa yang diinginkan pelanggan. Kecuali jika Anda tahu apa yang diinginkan orang dan apa yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian, tidak mungkin membuat produk atau layanan yang hebat.
Manusia adalah makhluk emosional dan dapat dibuat untuk melakukan berbagai hal jika emosi yang tepat dipicu: psikologi pemasaran mencoba memahami bagaimana berbagai emosi manusia dapat digunakan dalam perumusan strategi pemasaran yang efektif.
Psikologi pemasaran berusaha memahami bagaimana konsumen berpikir, bernalar, dan membuat keputusan. Pemasar hebat di seluruh dunia menggunakan temuan psikologi pemasaran dengan cara yang diperhitungkan untuk mengubah pelanggan potensial menjadi konsumen setia.
Berikut ini beberapa prinsip penting psikologi yang diterapkan dalam pemasaran.

1. Priming
Priming terjadi ketika orang dihadapkan pada representasi mental dari suatu konsep dengan hal-hal yang terkait dengannya. Aktivasi mental mempengaruhi orang untuk bereaksi cepat ketika mereka melihat hal-hal yang berkaitan dengan konsep tersebut.
Tapi, bagaimana kaitannya dengan pemasaran? Dengan menggunakan teknik priming, Anda dapat membantu pelanggan mengingat informasi penting tentang merek atau produk dan layanan Anda. Misalnya, jika Anda memiliki restoran dan Anda ingin pelanggan Anda memesan makanan Korea pada hari tertentu, memutar musik Korea di latar belakang mungkin merupakan pilihan terbaik Anda.
Pikiran bawah sadar akan lebih mementingkan makanan korea karena dengan cepat akan menghubungkan musik dengan makanan.

2. Bukti sosial
Teori bukti sosial kadang-kadang juga disebut teori “saya juga”. Teorinya sederhana tetapi sangat berguna saat merumuskan strategi pemasaran. Bukti sosial adalah teori bahwa orang akan mencerminkan keyakinan atau tindakan orang atau kelompok yang mereka sukai atau percayai. Misalnya, orang yang menyukai pizza akan mulai membeli pizza dari konter pizza food court di pusat perbelanjaan begitu mereka melihat Anda membelinya. Dengan kata lain, bukti sosial bekerja berdasarkan teori bahwa jika orang lain yang saya suka melakukannya, saya juga harus melakukannya!
Bukti sosial dapat ditingkatkan dengan menggunakan teknik berikut:
• Memiliki selebriti berbicara tentang produk dan layanan Anda.
• Sekelompok besar orang atau komunitas yang menyetujui produk Anda.
• Seorang ahli yang menyetujui produk dan layanan Anda.

3. Reciprocity
Konsep Reciprocity atau timbal balik sangat sederhana – Anda melakukan sesuatu untuk seseorang ketika mereka melakukan sesuatu untuk Anda. Proses pertukaran yang saling menguntungkan ini banyak digunakan dalam membentuk strategi pemasaran.

Tiga jenis timbal balik itu adalah:
• Generalisasi: dalam bentuk timbal balik ini tidak ada harapan untuk membalas budi. Orang melakukan sesuatu untuk orang lain hanya berdasarkan gagasan bahwa bantuan yang sama akan dikembalikan bila diperlukan.
• Seimbang: seperti namanya, bentuk timbal balik ini melibatkan pertukaran bantuan yang seimbang. Misalnya, seseorang mungkin menukar sesuatu dengan harapan mendapatkan sesuatu dengan nilai yang sama kembali.
• Negatif: bentuk timbal balik ini terjadi ketika satu orang yang terlibat dalam pertukaran mencoba untuk mendapatkan lebih dari orang lain

Beberapa cara timbal balik digunakan dalam pemasaran:
• Informasi berharga yang ditawarkan kepada pelanggan sebagai ganti pendaftaran untuk penawaran pemasaran di masa mendatang.
• Gratis yang ditawarkan kepada pelanggan potensial dengan harapan itu akan menuntunnya untuk membeli sesuatu.
• Perhatian dan bimbingan yang ditawarkan oleh seorang pemimpin dalam pertukaran loyalitas.

4. Efek umpan
Efek umpan digunakan sebagai salah satu strategi pemasaran yang paling rumit. Ide di balik efek umpan adalah untuk membuat pembeli beralih dari satu opsi ke opsi yang paling mahal.
Anda berjalan ke teater untuk melihat superhero favorit Anda beraksi. Anda dan anggota keluarga Anda sangat bersemangat dan memutuskan untuk membeli popcorn sambil menonton film. Counter popcorn menampilkan 3 pilihan untuk Anda: mana yang akan Anda pilih?
Kemasan biasa – 15 rb
Kemasan sedang – 35 rb
Kemasan keluarga – 50 rb

Kemungkinan besar Anda akan memilih kemasan keluarga karena terlihat masuk akal untuk seluruh keluarga. Di sisi lain, jika Anda sendirian, kemungkinan Anda memilih kemasan biasa akan meningkat. Medianya adalah umpan.

5. Efek kelangkaan
Berdasarkan psikologi bahwa orang menginginkan apa yang sulit didapat, pemasaran kelangkaan memainkan ketakutan orang akan kehilangan.
Berapa kali Anda melihat “penjualan segera berakhir” tergantung di luar toko? Nah, Anda tidak bisa menahan godaan dan masuk ke dalam toko hanya untuk melihat apa yang sedang dijual. Itulah tepatnya efek kelangkaan!
Sebuah studi yang dilakukan oleh Worchel, Adewole dan Lee menjelaskan dengan sangat baik efek kelangkaan. Peserta diminta untuk menilai kue dari dua toples yang berbeda. Kedua toples itu berisi 10 jenis kue yang sama. Setelah peserta menilai cookie, 8 dikeluarkan dari satu toples. Peserta kembali diminta untuk memilih antara toples yang berisi 10 kue dan yang hanya tersisa dua. Bisakah Anda menebak peserta mana yang lebih sering dipilih? Anda menebaknya dengan benar, toples dengan hanya dua kue yang tersisa.
Psikolog dan peneliti, selama bertahun-tahun, telah meneliti mengapa kelangkaan menarik orang: berikut adalah beberapa temuan:
• Kuat: pemilik barang langka tahu bahwa dia memiliki akses ke sesuatu yang benar-benar diinginkan orang membuat pemiliknya merasa lebih berkuasa.
• Eksklusif: memiliki sesuatu yang hanya dimiliki segelintir orang membuat pemiliknya merasa eksklusif, seperti halnya ruang tunggu khusus bandara dan area VIP di sebuah klub.
• Berharga: Barang-barang yang persediaannya sedikit lebih dihargai; oleh karena itu, seseorang yang memiliki barang dengan persediaan rendah memiliki simbol status yang lebih tinggi.

6. Pengelompokan
Ingatan kita dapat dibagi menjadi dua kelompok, jangka pendek dan jangka panjang. Kapasitas otak jangka panjang tampaknya tidak terbatas tetapi memori jangka pendek terbatas dan singkat. Pengelompokan membantu dalam mempertahankan lebih banyak informasi di bagian memori jangka pendek otak dengan menggabungkan potongan-potongan informasi yang serupa.
Pemasar menggunakan analisis klaster untuk segmentasi dan positioning pasar. Analisis pengelompokan juga digunakan untuk menguji pasar untuk produk baru.

7. Keengganan untuk rugi
Memahami rasa takut kehilangan bisa lebih kuat daripada daya tarik keuntungan! Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Daugirdas Jankus di ISM University of Management and Economics menemukan bahwa ‘keengganan untuk rugi’ mengungguli setiap bias kognitif lainnya pada platform e-commerce yang mencapai peningkatan konversi tertinggi.
Berikut adalah beberapa cara ‘keengganan untuk rugi’ digunakan oleh pemasar:
• Penawaran dibingkai dalam hal kerugian
• Dibuat agar terlihat berisiko
• Menginspirasi rasa takut kehilangan
• Menetapkan kerangka waktu yang pasti
• Menjadi spesifik tentang kehilangan

Penutup
Psikologi pemasaran mungkin rumit tetapi dapat berdampak besar pada branding. Pemasar menggunakan teori psikologis yang halus ini untuk menciptakan dampak maksimal pada orang-orang. Jadi, jika Anda ingin membawa merek Anda ke tingkat berikutnya, psikologi pemasaran pasti akan sangat membantu! Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Kami membuka layanan konsultasi mengenai bisnis, silakan hubungi kami langsung dinomor whatsapp 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.