LANGKAH YANG PERLU DILAKUKAN SAAT KARYAWAN TERINFEKSI COVID-19
Di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, bagaimanapun kondisi suatu perusahaan jika saat mengetahui bahwa seorang karyawan telah dites positif COVID-19, pemberi kerja harus segera bertindak untuk memastikan keselamatan rekan kerja karyawan dan mematuhi semua hukum yang berlaku.
Berdasarkan panduan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan the Occupational Safety and Health Administration (OSHA), serta saran dari ahli yang telah membimbing klien melalui tanggapan COVID-19, berikut adalah lima dasar langkah-langkah yang harus diambil setelah karyawan terdiagnosis terserang COVID-19.
1. Mengirimkan Karyawan Pulang Untuk Dikarantina.
Jika karyawan sedang bekerja dan tidak memerlukan perawatan mendesak, beri tahu dia untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan dan melakukan karantina setidaknya selama 10-14 hari. Bahkan jika karyawan tersebut tidak menunjukkan gejala, dia mungkin masih dapat menyebarkan virus selama jangka waktu tersebut, menurut CDC.
Negara bagian atau lokalitas tertentu dengan tingkat penularan tinggi mungkin mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan memerlukan masa karantina yang lebih lama, menurut penelitian dari OSHA.
2. Bersihkan Area Yang Baru Saja Digunakan Oleh Karyawan.
Bersihkan dan sanitasi ruang kerja serta area umum yang digunakan oleh karyawan yang terinfeksi pada hari-hari sebelum diagnosis. CDC telah mengeluarkan panduan untuk membersihkan dan mendisinfeksi area tersebut, termasuk rekomendasi untuk bahan pembersih.
Waktu dan udara segar juga merupakan agen desinfeksi yang ampuh. Jika suatu area dibiarkan kosong selama tujuh hari atau lebih, hanya pembersihan rutin yang diperlukan, kata CDC, “karena virus yang menyebabkan COVID-19 belum terbukti bertahan di permukaan lebih lama dari waktu ini.” Demikian pula, area luar ruangan tidak perlu didisinfeksi, dan “menyemprotkan disinfektan di trotoar dan di taman bukanlah penggunaan yang efisien dari persediaan disinfektan,” jelas CDC.
Mereka yang melakukan pembersihan berisiko terpapar virus, serta bahan kimia pembersih yang berpotensi beracun, sehingga mereka harus dilengkapi dengan peralatan pelindung pribadi yang sesuai seperti sarung tangan dan masker wajah, kata CDC. Selain itu, untuk memenuhi persyaratan OSHA, pemilik usaha harus mendapatkan lembar data keselamatan untuk bahan pembersih yang digunakan dan membuatnya tersedia untuk karyawan.
3. Memberi Tahu Rekan Kerja Yang Berpotensi Terekspos Tanpa Membocorkan Identitas Karyawan.
Sedapat mungkin, pemberi kerja harus melacak kembali aktivitas karyawan yang terinfeksi dan memberi tahu rekan kerja yang mungkin pernah melakukan kontak dengan orang tersebut pada hari-hari sebelum diagnosis. CDC telah menentukan bahwa risiko paparan COVID-19 dimulai ketika seseorang berada dalam jarak 6 kaki dari orang yang terinfeksi selama 15 menit atau lebih. Badan tersebut juga mencatat bahwa orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus 48 jam sebelum timbulnya gejala.
Pemberitahuan dan tindak lanjut segera mengurangi risiko bahwa lebih banyak karyawan akan terpapar virus, dan tindakan ini termasuk dalam persyaratan tugas umum OSHA untuk menyediakan tempat kerja yang aman.
Tetapi pemilik usaha tidak boleh membocorkan identitas karyawan saat membuat pemberitahuan tersebut. Masalah utamanya adalah memberikan informasi yang cukup sehingga rekan kerja dapat mengambil tindakan pencegahan dan memantau sendiri gejala tanpa membocorkan informasi pribadi karyawan yang terpengaruh secara tidak benar atau tidak sengaja. Mengembangkan formulir pemberitahuan sederhana terlebih dahulu akan menghemat waktu saat pemberitahuan diperlukan, tambahnya.
4. Tentukan Kapan Karyawan Dapat Kembali.
CDC menyarankan pemberi kerja untuk tidak mewajibkan tes COVID-19 negatif sebelum karyawan kembali bekerja, tetapi mengikuti pedoman ini:
• Mereka yang tidak pernah mengalami gejala dapat mengakhiri isolasi 10 hari setelah dites positif.
• Mereka yang memiliki gejala sedang hingga ringan dapat mengakhiri isolasi setelah 10 hari jika setidaknya 24 jam telah berlalu tanpa demam dan gejala lainnya telah membaik.
• Mereka yang memiliki gejala parah mungkin perlu melanjutkan isolasi selama 20 hari penuh atau lebih.
Pemberi kerja sering kali menginginkan kepastian hasil tes negatif, dan pengujian COVID-19 diizinkan oleh Komisi Kesempatan Kerja yang Setara. Tetapi ini tidak begitu disarankan karena karena pengujian memberikan rasa tidak nyaman bagi karyawan, dan hasil tes terkadang bisa memakan waktu seminggu atau lebih lama. Selain itu, CDC baru-baru ini menyarankan agar orang dapat dites positif COVID-19 selama tiga bulan setelah terinfeksi, lama setelah mereka tidak lagi menular.
Menurut CDC, karyawan yang terpapar harus diisolasi selama 14 hari. Namun, di sektor-sektor yang dianggap kritis, seperti perawatan kesehatan, pedoman CDC mengatakan karyawan yang terpapar dapat terus bekerja di tempat sambil memantau sendiri dan mengenakan masker wajah.