PERTUMBUHAN BISNIS ONLINE MEMICU PERKEMBANGAN JASA KURIR DAN PENGIRIMAN BARANG
Terlihat begitu jelas bahwa pebisnis dalam bidang kurir dan logistik sudah semakin senang tahun-tahun ini dan diprediksi tahun depanpun akan demikian. Semakin maraknya perkembangan dari bisnis daring serta e-commerce yang secara otomatis sangat bergantung kepada pemanfaatan dari potensi bisnis kurir, dipastikan akan semakin melonjak sepanjang tahun 2017 dan tahun-tahun kedepannya. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) telah menargetkan, bahwa pertumbuhan rata-rata dari industri ini sekitar 14% hingga 15%. Sementara total dari nilai keseluruhan pasar Asperindo tahun 2016 yang lalu sudah mencapai angka sekitar Rp 50 triliun.
Yang lebih menariknya lagi adalah, apabila potensi bisnis seperti ini memasukkan kontribusi dari bisnis daring (e-commerce), maka potensi dari pertumbuhan bisnis jasa kurir dan logistik bisa saja menembus angka 30%. Penyebabnya utamanya adalah karena semakin maraknya pertumbuhan bisnis online, seperti dari industri rumahan yang sudah memakai jasa kurir para anggota Asperindo.
Jaringan dari pemain jasa kurir dan logistik sudah menyebar luas. Asperindo sendiri telah mendata bahwa, saat ini terdapat 35.000 gerai tempat penitipan barang yang sudah tersebar di seluruh Indonesia. Dan ini juga masih belum termasuk gerai-gerai milik PT Pos Indonesia dan Bhanda Ghara Reksa.
Melihat semakin besarnya potensi dari bisnis tersebut, maka Asperindo tidak akan tinggal diam. Perkumpulan bisnis jasa kurir seperti ini akan membuat panduan kurir dan logistik yang bernama Asperindo Logistic Integrated Solution (ALIS).
Melalui sistem seperti ini, produk pebisnis seperti Industri Kecil dan Menengah (IKM) bisa dipasarkan di seluruh jaringan Asperindo. Jika tertarik, pembeli bisa langsung berhubungan dengan IKM yang bersangkutan melalui jaringan internet.
Ekspansi Gudang Penyimpanan Logistic
Terdapat lagi program gerai bersama yang merupakan gabungan dari beberapa anggota Asperindo, seperti JNE, Pandu, UPS, PCP, Dakota. Jadi, pada satu gerai bersama ini akan terdapat beberapa pilihan produk jasa kurir dan konsumen bisa dengan bebas memilih jasa kurir. Untuk saat ini, baru terdapat satu gerai yang beroperasi sejak Oktober tahun lalu. Jika memang program ini berhasil, maka tidak akan menutup kemungkinan akan menambah gerai tersebut.
Asosiasi seperti ini juga berencana akan meluncurkan program Three Letters Code (TLC), yaitu program Lembaga Sertifikasi Profesi khususnya dalam bidang logistik. Nah semua produk tersebut akan resmi beroperasi pada perkiraan tanggal 12 April 2017 mendatang.
Asosiasi seperti ini juga tengah menjajaki kerjasama dengan PT Angkasa Pura II agar bisa memanfaatkan gudang dari 13 bandara kelolaan perusahaan pelat merah tersebut. Salah satu pemain utama dari bisnis ini adalah PT Jalur Nugraha Eka Kurir juga merasa yakin bahwa bisnis seperti ini akan semakin melaju lebih kencang tahun ini. Perusahaan seperti ini sudah mematok target untuk pertumbuhan volume pengiriman barang yang bisa mencapai sekitar 30% tahun ini.
Agar target bisa tercapai, Mohammad Feriadi, Presiden Direktur PT Jalur Nugraha Eka Kurir, pernah berkata bahwa pihaknya tidak hanya akan menggandeng perusahaan e-commerce besar saja, namun juga mengincar aktivitas pengiriman dari jual-beli online secara perorangan. Untuk saat ini volume pengiriman barang dari JNE sudah mencapai sekitar 16 juta paket pengiriman per bulan. Dengan asumsi tersebut, berarti bahwa realisasi volume pengiriman mereka sepanjang tahun 2016 sudah mencapai 192 juta. Sementara hitungan target volume pengiriman barang pada tahun 2017 setara dengan 250 juta. Dan pihak JNE juga akan menambahkan beberapa gudang di masing-masing daerah. Perusahaan ini juga telah menganggarkan belanja modal sebesar Rp 500 miliar untuk tahun ini.
Sumber: https://suaracargo.com/e-commerce-dongkrak-perkembangan-jasa-kurir-dan-pengiriman-barang/